Pengalaman Perjalanan Misi di Lembah Baliem, Papua
Siapa sangka akhirnya kaki saya melangkah memasuki Lembah Baliem. Daerah eksotis yang selama ini kubaca di sebuah majalah di pesawat dalam beberapa kali kesempatan. Setelah terbang dari Merauke dalam keadaan demam waktu itu yang kukira adalah malaria, saya tiba di Bandara Wamena. Rasa takut melanda, sepertinya saya akan mati di Papua ini, karena sudah beberapa hari ini demam tidak berkesudahan dan perjalanan harus dilanjutkan. Perjalanan saya menuju Lembah Baliem, tepatnya di daerah Kimbim untuk mengunjungi umat Katolik di Stasi St. Kristoforus, Wananuk.
Kami makan siang di sebuah warung nasi Padang (nasi dan sepotong ayam Rp 50.000,-). Onde mande, mahalnya Papua ini. Kami bergegas menuju paroki Kimbim bersama seorang saudara Fransiskan Kapusin waktu itu, Sdr. Heribertus Harianja. Tiba di pastoran saya terbaring di kamar karena sudah tidak kuat lagi menahan demam. Saat itu Idul Fitri. Sudah 2 hari di kamar membuat saya bosan, saya akhirnya keluar dan berjalan-jalan di sekitar paroki. Ini rupanya Papua. Hutan dimana-mana, rumah bulat mungil tempat orang Papua tinggal kulihat unik sekali. Honai namanya. Saya masuk ke dalam Honai. Bagaimana saya bayangkan tinggal disitu, beralas jerami. Dapur disitu, ikut juga babi tidur disitu. Ini Papua, bung.
Setelah demam berkurang, tiba saatnya perjalanan menuju lokasi survey dimulai. Kami naik mobil melintasi jalanan berlumpur. Sepanjang jalan tidak ada saya lihat orang memakai koteka. Saya bertanya pada Pastor di samping saya "Mana orang Papua berkoteka? Kenapa tidak ada lagi?". "Papua tidak seperti dulu lagi Greg", jawabnya. Saya bertekad harus menemukan orang berkoteka dan berfoto, baru saya merasa pernah ke Papua dan syukurlah itu terwujud.
Perjalanan menuju Stasi St. Kristoforus ternyata tidak dapat ditempuh dengan mobil. Sudah terseok-seok di lumpur, akhirnya kami harus berhenti di pinggir sungai dan menyeberang menggunakan sampan. Kami harus tinggalkan mobil di seberang dan kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. 1 jam kira-kira berjalan kaki melewati hutan dan kebun-kebun penduduk, kami tiba di Desa Wananuk. Baru kali ini saya bertemu langsung dengan orang Papua. Sangat mengesankan.
Bagaimana adat penyambutan orang Lembah Baliem sangatlah unik. Setelah bersalaman, kami duduk melingkar di atas jerami. Saya sangat kikuk dan bingung saat itu. Pastor berbisik "ikuti saja, Greg". Satu persatu orang yang hadir disitu berbicara sambil menangis. Saya bingung mengapa mereka menangis. "Itu tanda sukacita mereka", kata Pastor di samping saya. Saya mengikuti acara adat itu dengan khidmat karena tidak ada satu katapun saya pahami. Mereka berbicara dengan bahasa asli. Hingga tiba akhirnya salah seorang Bapak sudah agak tua berkata-kata dalam Bahasa Indonesia sambil menangis, lantas saya menyimak. "Sudah 2x saya di Wamena melihat bapak ini berbicara di TV. Kalau tidak salah panggilannya Ahok". Tawa saya hampir meledak namun kutahan karena Pastor Heri menyikut saya dari samping menyuruh saya diam. Yang lain pun menimpali "Betul, dia Ahok".
Begitulah saya akhirnya menjadi Ahok sehari di Lembah Baliem. Setelah berbincang-bincang, kami merayakan kebersamaan itu dengan pesta bakar batu. Batu panas ditumpuk dengan sayur mayur dan daging ayam. Inilah cara masak yang sangat khas untuk orang Papua. Bahagia rasanya saya dapat mengunjungi mereka. Bahagia itu amatlah sederhana.
Gereja St. Kristoforus sudah selesai dan diberkati. Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih banyak atas dukungan yang diberikan untuk saudara/i di Papua. Berharap Yayasan Vinea Dei bisa lebih banyak mendukung karya misi Gereja di Papua.
Kapan ya saya bisa kembali ke Papua?
INFORMASI ANAK DIDIK
Nama Anak
:
Asal Biaya Terakhir
:
Jenis Kelamin
:
Tinggal dengan
:
Tempat Lahir
:
Hobi
:
Tanggal Lahir
:
Nama Sekolah
:
Tahun Ajaran
: -
PERSETUJUAN ORANG TUA ASUH
Nama Orang Tua Asuh
No Handphone/WA
Email Aktif
Dengan ini saya berkomitmen untuk terlibat dalam mendukung program orang tua asuh jalakasih pendidikan untuk anak sekolah tingkat:
Nama Anak
:
Jenis Kelamin
:
TINGKAT SMP (IDR 250.000/BULAN)
TINGKAT SMA (IDR 350.000/BULAN)
TINGKAT KULIAH (IDR 500.000/BULAN)
Komitmen orang tua asuh:
Bulanan Semester Tahunan
Apakah Anda menyetujui segala ketentuan sebagaimana disebutkan untuk menjadi Orang Tua Asuh? Ketentuan Program Orang Tua Asuh (Show)
SETUJU
Demikian lembar kesediaan ini saya ini, semoga semakin banyak anak pedalaman yang dapat mencapai cita-citanya
Catatan: Donasi dapat dilakukan melalui rekening BCA : 2761636393 Mandiri : 1230007536594 Atas nama Yayasan Vinea Dei
KONFIRMASI PROGRAM ORANG TUA ASUH
Terimakasih atas partisipasi Anda dalam program Orang Tua Asuh Kami akan segera memproses permohonan anda sebagi OTA