Berdampingan dengan masjid, demikianlah lokasi Gereja Katolik St. Katarina, Kuta Parit di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Menggambarkan toleransi, umat Katolik yang jumlahnya sangat kecil, 17 KK / 38 jiwa hidup berdampingan dengan umat Muslim. Meski demikian, kerinduan umat Katolik untuk membangun rumah Tuhan yang layak di Desa ini tidak mengalami hambatan. Ijin Mendirikan Bangunan Gereja ini juga sudah didapatkan dengan mudah berkat kerjasama berbagai pihak. Bagaimana kondisi Gereja St. Katarina, Kuta Parit sesungguhnya ?
Gereja Katolik Kuta Parit berdiri pada tahun 1992 dan bahan bangunannya diambil dari papan bekas gereja paroki. Perlahan-lahan umat merenovasi bagian depan gereja menjadi beton. Gereja ini hanya berukuran 4 x 6 meter. Bisa dibayangkan betapa kecil dan sempitnya gereja ini. Dinding samping dan belakang gereja yang terbuat dari papan bekas juga sudah mulai keropos dimakan rayap. Umat Katolik di Stasi Kuta Parit juga berasal dari desa-desa sekitar dengan jarak tempuh /- 8 km karena jumlah umat sangat sedikit di Desa ini. Gereja Katolik St. Katarina, Kuta Parit adalah bagian dari Paroki Maria Bunda Pertolongan Abadi, Binjai, Keuskupan Agung Medan. Kini, mereka sudah siap untuk membangun dengan memberikan swadaya dan mengharapkan partisipasi kita semua supaya pembangunan Gereja dapat berjalan dengan lancar. Mari kita bersama-sama berpartisipasi!
Total Anggaran Biaya : Rp 306.000.000,-
Dana Yang Dibutuhkan : Rp 300.000.000,-
Pastor Paroki : RD. Laurentius Dwi Agus Merdi Nugroho