Tenda dan bedeng darurat di tengah perkebunan sawit itu menjadi tempat merayakan Ekaristi umat Katolik di Stasi St. Gregorius Agung, Simalimali. Kondisinya tentu sangat memprihatinkan. Perayaan Ekaristi dirayakan pada siang hari yang terik, betapa panas dan pengapnya umat duduk berdesakan di bawah tenda. Kondisi ini harus dirasakan oleh umat Katolik Simalimali karena mereka telah berusaha membangun sebuah gereja yang lebih permanen, namun keterbatasan finansial menyebabkan mereka tidak mampu menyelesaikan bangunan yang kini hanya kerangka beton saja. Umat terpaksa membangun bedeng darurat dari papan dan seng yang kini kondisinya sudah bocor dan lapuk supaya ada tempat merayakan Misa.
Gereja St. Gregorius Agung, Simalimali hanyalah salah satu dari 20 stasi yang ada di Paroki St. Yohanes Penginjil, Pinangsori, Keuskupan Sibolga. Stasi yang berdiri sejak tahun 1997 ini memiliki 114 jiwa umat Katolik yang setiap hari bekerja sebagai petani sawit dan karet. Berlokasi di Desa Sitardas, Kec. Badiri, Kab. Tapanuli Tengah, desa ini merupakan salah satu desa tertinggal karena tidak memiliki fasilitas umum seperti air bersih, sekolah, dan puskesmas. Dapat dibayangkan betapa sulitnya kehidupan umat disana. Mereka sungguh berharap gereja ini dapat diselesaikan. Akankah harapan mereka ini dapat terwujud? Mari kita menjawabnya dengan kasih.