Sebuah gubuk reyot berdiri di atas sebuah pondasi bangunan yang sudah lama tidak dikerjakan lagi. Gubuk itu adalah sebuah Gereja Katolik bernama St. Albertus, Weweda. Gereja Weweda sudah berdiri sejak 1985 dan sampai hari ini kondisinya masih sangat memprihatinkan. Umat Katolik di Weweda adalah petani-petani yang keadaan ekonominya sangat sulit. Dengan kondisi tersebut, sangat sulit bagi umat untuk mengupayakan sebuah tempat ibadat yang layak. Ada sekitar 260 jiwa umat Katolik di Desa ini yang menggunakan gereja darurat seluas 20 m2. Tentu ini sangat tidak memadai bagi mereka.
Selain luas gereja yang sangat kecil, lihat saja kondisi gereja Weweda saat ini yang seperti gubuk dan sudah reyot. Selama bertahun-tahun umat Katolik menggunakan gereja gubuk itu untuk beribadah. Berlantai tanah dan berdinding anyaman bambu yang sudah rusak. Namun bukan kenyamanan yang dicari oleh umat Weweda karena kehidupan umat sehari-hari juga terbatas. Mereka hanya merindukan sebuah tempat ibadat yang layak dan sederhana untuk Tuhan. Gereja Weweda adalah gereja ke-175 yang dipersembahkan oleh Jala Kasih untuk umat di pelosok Sumba Barat yang kini mengharapkan perhatian dari kita semua.